Analisis Market

Analisis mempunyai kedudukan sangat penting bagi para trader atau investor yang akan membantu mereka untuk memprediksi arah pergerakan harga suatu instrumen investasi seperti saham, obligasi, indeks saham, forex, dll., di masa-masa yang akan datang.
Pada setiap investasi selalu investor berharap mendapatkan return yang diharapkan dengan berupaya
meminimal risiko atau kalau bisa menghindari risiko yang ada.
Memperoleh return yang maksimal memang kata klasik yang biasa diungkapkan, tapi sulit untuk memperolehnya. Risiko senantiasa ada dalam setiap investasi, dimana kita harus mampu mengelola risiko tersebut, guna memperoleh return yang diharapkan.
Menjadi the winner memang menjadi idaman oleh seluruh pelaku pasar, namun terjadi malah sebaliknya.
Pelakunya malah banyak yang menjadi pecundang. Bagi investor keuntungan bisa saja saja diraih, namun terkadang sukar untuk mempertahankan keuntungan tersebut. Bagi investor yang mengutamakan
trading jangka pendek (day trader), pada umumnya mempunyai orientasi hanya untuk mendapatkan
capital gain.
Secara umum, analisis market dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu analisis fundamental dan analisis
teknikal.

Analisis Fundamental

Analisis Fundamental adalah suatu analisis yang didasarkan pada kondisi ekonomi suatu negara (makro) atau kinerja perusahaan (mikro). Teknik analisis fundamental lebih sesuai untuk memiliki suatu instrumen investasi (seperti saham perusahaan) yang dibeli untuk jangka panjang.
Analisa fundamental memberi pengaruh kepada trend perubahan harga yang lebih banyak dipengaruhi
oleh kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah (otoritas moneter) ataupun data-data yang dirilis oleh berbagai sumber maupun berita-berita tertentu yang belum pasti kebenarannya (market sentiment
and market rumors).
Kategori faktor fundamental
Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori besar, yaitu :

a. Faktor Politik
Sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi pergerakan market, termasuk pemilihan presiden
atau perdana menteri sekaligus kebijakan-kebijakan yang akan mereka terapkan. Faktor politik lainnya
yang cukup sensitif adalah perang.

b. Faktor Keuangan
Faktor ini sangat penting dalam melakukan analisa fundamental. Adanya perubahan dalam kebijakan
moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut
perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi.

Perubahan kebijakan ini juga mempengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku bunga adalah penentu untama nilai tukar suatu mata uang selain indikator lainnya seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun, kadang kala terdapat salah pengertian bahwa kenaikan
tingkat suku bunga secara otomatis akan memicu menguatnya nilai tukar mata uang domestik.

c. Faktor Eksternal
Faktor ini dapat membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa dampak (regional effect) bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama.

d. Faktor Ekonomi
Indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri.

Analisis Teknikal

Analisis Teknikal adalah metode menilai suatu komoditas dengan melakukan studi statistik (data-data historis) yang dihasilkan oleh aktivitas market, seperti harga dan volume. Dalam analisis teknikal ini biasanya menggunakan wahana chart untuk mengindentifikasi adanya pola.
Ada dua metode di dalam analisis teknikal yaitu metode klasik dan metode modern. Pada analisis
teknikal klasik biasanya lebih menitikberatkan seni atau menyesuaikan style seorang user seperti mengamati pola-pola candle, seperti pola hammer, morning & evening star, doji, bullish & bearish engulfing, atau pola grafik seperti trend channels, triangle chart, pennants, gap analysis, dsb. Dan juga dalam menentukan
titik ketahanan bawah (support) dan ketahanan atas (resistance) yang biasanya dilakukan dengan penarikan trendline.
Sedangkan analisis teknikal modern menggunakan formula-formula tertentu atau perhitungan matematis yang dikemas sedemikian sehingga menghasilkan sebuah indikator seperti Stochastic Oscillator,
Relative Strenght Index (RSI), Directional Movement, Moving Average Convergence Divergence (MACD), Volume Oscillator, dan sebagainya. Dalam analisis teknikal modern ini, user hanya merubah properti dari indikator tersebut seperti periode waktu, kecepatan, metode, serta parameter-parameter lainnya.

Analisis teknikal bermuara dari Dow Theory yang mencakup 6 prinsip dasar:

1.  Market memiliki 3 pergerakan yaitu “main movement”, “medium swing”, dan “short swing.”
2.  Trend market mempunyai 3 fase, yaitu “fase akumulasi”, “fase partisipasi publik” dan “fase distribusi”.
3.  Bursa saham mengabaikan semua berita/isu/rumor.
4.  Rata-rata bursa saham harus saling mengonfirmasi.
5.  Trend dikonfirmasi oleh volume
6.  Trend masih ada hingga definitive signals memberikan bukti akan berakhir.

Dow Theory merupakan teori kompleks terhadap pergerakan harga saham yang digunakan sebagai dasar untuk analisis teknikal. Teori ini diambil dari editorial Wall Street Journal 255 yang ditulis oleh Charles H. Dow (1851–1902), seorang jurnalis, penemu dan editor pertama Wall Street Journal dan sekaligus pendiri Dow Jones & Company yaitu perusahaan informasi finansial dan penerbitan Amerika.
 
METODE-METODE ANALISIS TEKNIKAL
Analisis Teknikal Klasik Analisis Teknikal Modern
 - Candle Chart
User biasanya akan melihat pola-pola candlestick
sebagai pertimbangan dalam analisisnya.
a. Bullish Pattern
b. Bearish Pattern
- Chart Analysis
a. Reversal Pattern (Pola Pembalikan Arah)
b. Continuation Pattern (Pola Kontinu)
- Tools
Pada analisis teknikal klasik biasanya dibantu dengan alat berupa trendline.
Trendline ini juga memiliki peran penting dalam analisis modern
- Technical Indicator
Banyak sekali jenis indikator teknikal dan memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Namun ada beberapa yang dianggap populer
bagi para trader internasional antara lain Stochastic Oscillator, Relative Strenght Index (RSI), Directional Movement, Moving Average
Covergence Divergence (MACD).
- Tools
Pada analisis teknikal modern biasanya menggunakan
tools berupa:
a. Fibonacci (Arc, Fan, Retracement, Time Zones)
b. Regression (Linear, Raff, Standard Error Channel)
c. Trendline dan Speed Resistance Line


MENGENAL INDIKATOR

A. Leading Indicator (Indikator Mendahului)
Indikator leading (mendahului), artinya indikator tampil sebelum trend muncul. Indikator ini membantu kita memprediksikan perubahan harga yang bakal terjadi. Indikator-indikator leading dapat berfungsi dengan baik di dalam pasar yang bergerak ke samping (sideways market).
Indikator-indikator leading umumnya bekerja dengan mengukur tingkat overbought (jenuh beli) dan tingkat
oversold (jenuh jual). Ini dilakukan dengan asumsi bahwa pada tingkat overbought dan tingkat oversold, harga akan ditarik kembali ke tingkat yang wajar. Beberapa indikator yang sangat populer sebagai leading
indicator (hampir semua yang berbasis oscillator) adalah Commodity Channel Index (CCI), Relative Strenght Index (RSI), Stochastic Oscillator dan William %R.
 
B. Lagging Indicator (Indikator Menyusul)
Sesuai dengan namanya, indikator lagging mengikuti pergerakan harga dan biasanya disebut dengan trend following indicator. Trend following indicator ini bekerja dengan sangat baik ketika market atau sekuritas
menghasilkan trend yang kuat. Namun kurang efektif jika diterapkan di dalam sideways market.
Indikator lagging bermanfaat ketika harga bergerak dalam trend yang cukup panjang (trending market). Indikator ini tidak memperingatkan Anda tentang perubahan yang bakal terjadi, tetapi hanya memberitahukan
apa yang sedang terjadi pada harga tersebut di saat naik atau turun, sehingga Anda dapat membuat keputusan investasi sesuai dengan fakta tersebut.